Dalam Islam makan dan minum itu sebagai sarana. Bukan tujuan. Makan dan minum untuk menjaga kesehatan badan. Karena dengan badan yang sehat, ia bisa beribadah kepada Allah ta’ala dengan maksimal. Itulah ibadah yang menyebabkannya memperoleh kemuliaan dan kebahagiaan di dunia serta akhirat.
Supaya mendatangkan berkah, banyak adab makan dan minum yang diajarkan Islam. Di antaranya:
1. Berupaya untuk mencari makanan dan minuman yang halal.
Sebagaimana diperintahkan dalam QS. Al-Baqarah (2): 168, 172 dan QS. Al-Mukminun (23): 51.
2. Mengawali dengan basmalah dan mengakhiri dengan hamdalah
Nabi shallallahu’alaihiwasallam berpesan,
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: ‘Bismilah.’ Dan jika ia lupa untuk mengucapkan Bismillah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan: ‘Bismillâhi awwalahu wa âkhirahu (dengan menyebut nama Allah di awal dan diakhirnya).” HR. Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Syaikh Al Albani.
Adapun redaksi hamdalah setelah selesai makan ada beberapa macam. Antara lain:
“Alhamdulillâhi hamdan katsîron thoyyiban mubârokan fîhi, ghoiro makfiyyin, wa lâ muwadda’in, wa lâ mustaghnâ ‘anhu Robbunâ”.
Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan diberkahi. Pujian yang tidak tertolak, tidak ditinggalkan dan tidak dibuang (bahkan dibutuhkan). (Dialah) Rabb kami”. HR. Bukhari.
3. Makan dan minum menggunakan tangan kanan
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengajarkan,
“إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ”.
“Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia makan menggunakan tangan kanannya. Bila ia minum pun, hendaklah menggunakan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya”. HR. Muslim dari Ibn Umar radhiyallahu’anhuma.
4. Menghindari makan dan minum sambil berdiri
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan,
“Janganlah salah seorang dari kalian minum sambil berdiri” HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.
5. Tidak mencela makanan.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menuturkan,
“Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam tidak pernah sekalipun mencela makanan. Jika beliau menyukai sesuatu maka ia akan memakannya. Dan bila tidak menyukainya, maka beliau akan meninggalkannya.” HR. Muslim.
6. Hendaknya tidak kekenyangan
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengajarkan,
“Sebenarnya beberapa suap saja cukup bagi anak Adam untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalaupun dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas”. HR. Tirmidzy dari al-Miqdâm bin Ma’dîkarib radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh at-Tirmidzy.
Maka, mari kita biasakan diri kita dan anak-anak kita untuk mempraktekkan berbagai adab di atas.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 13 Dzulqa’dah 1435 / 8 September 2014
———————
* Disusun oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari berbagai referensi.